Sabtu, 14 Desember 2013


Papandak, Kampung yang Hilang
-- H. Kuswandi M.D.

NAMA Kampung Papandak dapat ditemukan di dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe karya kuncen Bandung, Ir. Haryoto Kunto. Kampung Papandak disebut ketika sedang membahas mengenai asal usul tipe bangunan Gedung Tehnische Hoogeschool te Bandung (TH) yang dibangun tahun 1920, sekarang disebut Institut Teknologi Bandung (ITB). Bangunan tersebut dirancang oleh Ir. Maclaine Pont arsitek dari mazhab Indo-Europeeschen Architec-tuur stijl yang memadukan gaya arsitektur bangunan tradisional nusantara dengan keterampilan teknik konstruksi Barat.

Beberapa pendapat menyebutkan mengenai bentuk atap bangunan ITB. Menurut Majalah Mooi Bandoeng pada Mei 1935, Almanak voor Bandoeng pada 1937, dan opa Hein Buitenweg, bentuk bangunan ITB diambil dari atap Rumah Minangkabau, Sumatra Barat. Sementara alm. Prof. Ir. van Romondt, Guru Besar Arsitektur ITB, berpendapat bahwa atap bangunan ITB diambil atap dari bentuk atap rumah Batak.

Berbeda pendapat dengan para sarjana arsitektur, mantan Kepala Museum Geologi Bandung Soewarno Darsoprajitno menyebutkan, bangunan ITB merupakan modernisasi dari rumah adat Sunda julang ngapak dengan arsitektur cagak gunting yang bisa ditemukan di Kampung Papandak, Paseh, Garut.

Bentuk bangunan Kampung Papandak tersebut bisa dilihat dari foto karya Thilly Weissenborn (1917) dalam bukunya Vastgelegd voor later. Di dalam buku tersebut dimuat foto-foto jepretan Thilly Weissenborn dengan nama panggilan Tante Thill yang dibuat di sekitar Garut tahun 1917-1942. Foto-foto itu, yang dicetak di studio Artelir foto "Lux", berada di bagian atas Garoetse Apotheek di Societeit Straat, sekarang Apotek Garut di Jalan Achmad Yani, Garut, meliputi foto-foto alam, sawah, gunung, kawah, perkebunan, situ (danau), kehidupan masyarakat, gedung, dan bangunan lama, termasuk bangunan rumah di Kampung Papandak, Garut.

Sayang, sekarang bangunan di Kampung Papandak dengan bentuk bangunan julang ngapak serta atap cagak gunting sudah tidak bisa ditemukan lagi. Walaupun demikian, Kampung Papandak di Garut masih bisa ditemukan tanpa bangunan julang ngapak dan atap cagak gunting, tetapi nama kampungnya masih tetap Kampung Papandak, Desa Sukamenak, Kecamatan Wanaraja, Garut.

Jika kita ingin menuju ke sana, dari jalan raya Wanaraja, setelah Pasar Wanaraja belok kanan ke arah kawah gunung Talaga Bodas. Setelah menempuh beberapa kilometer, belok kiri menuju Kampung Papandak.

Kampung Papandak di Garut merupakan salah satu kampung tempo dulu yang hilang.

Kita memang ditakdirkan sebagai bangsa yang mudah melupakan sejarah dan warisan nenek moyang. Banyak peninggalan sejarah dan warisan leluhur yang ada, musnah dan menghilang, bahkan raib dijual ke luar negeri.

Ironisnya, ketika Jawa Barat akan membuat anjungan di Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta, malah dibuat bangunan dengan bentuk Keraton Sultan Cirebon, yang menggambarkan bangunan feodal dan bukan bangunan julang ngapak dengan atap cagak gunting yang menggambarkan bangunan masyarakat Sunda.

Kini, kita sebagai penerus budaya peninggalan bangsa sendiri yang merindukan warisan leluhur, merasa pareumeun obor, kehilangan jejak. Generasi penerus hanya bisa gigit jari, yang tertinggal hanya kenangan dan penyesalan.

Memang ada kerinduan atas peninggalan karuhun yang timbul sekarang di kalangan masyarakat Sunda, tetapi terkadang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengeksploitasinya dari sisi komersial. Maka, bermunculanlah nama-nama rumah makan bernuansa "tempo dulu", seperti Kampung Sunda, Tutug Oncom, Sambel Lada, dan banyak lagi.

Baru-baru ini, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, di dalam suatu pertemuan, menyarankan agar bangunan di Kota Bandung dan Jawa Barat dibuat dengan bentuk julang ngapak dan atap cagak gunting yang menggambarkan bentuk rumah di tanah Pasundan-Jawa Barat. Suatu imbauan yang menggambarkan kerinduan dan kecintaan terhadap warisan leluhur.

Ya, sebegitu juga sudah uyuhan, masih ada perhatian daripada tidak ada kenangan dan dilupakan sama sekali!***

H. Kuswandi M.D., Pengoleksi budaya tani parahyangan dan sejarah teh Indonesia di Rumah Bambu.

Sumber: Khazanah, Pikiran Rakyat, Minggu, 7 Maret 2010
http://volunteertalagabodas.blogspot.com/2013/10/papandak-kampung-yang-hilang.html

Pentingnya Usaha Pelestarian Lingkungan

Leave a reply
Lingkungan kita saat ini sudah sangat parah kerusakannya sehingga dibutuhkanlah usaha pelestarian lingkungan yang sifatnya efektif dan tepat sasaran. Kerusakan lingkungan bukanlah hal sepele karena lingkungan hidup adalah satu-satunya penunjang kehidupan manusia dimuka bumi ini.
Sebagian besar kerusakan alam disebabkan oleh manusia dengan tangan-tangan jahil mereka yang sering mengeksplorasi kekayaan alam tanpa memperhitungkan dampaknya kepada lingkungan sekitar. Jika proses pengrusakan lingkungan hidup terjadi terus menerus, maka bukan tidak mungkin alam akan marah dengan kita dan membalas dengan bencana-bencana yang mengerikan yang bisa membunuh banyak umat manusia dalam sekejap dan meluluhlantakan apa yang sudah ada.
Oleh sebab itu, manusia, sebagai perusak utama alam, hendaknya juga bisa berusaha untuk menjadi pelestari alam itu sendiri dan tidak sekedar menguras kekayaan alam saja. Usaha pelestarian alam harus diselengarakan secepatnya demi kelangsungan kehidupan umat manusia.  Usaha pelestarian alam merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri karena masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang berbeda yang harus bersinergi demi mendapatkan hasil yang maksimal.
Upaya pelestarian lingkungan bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan mengajarkan pentingnya melestarikan lingkungan kepada masyarakat sejak dini. Anak sekolah harus diajarkan bahwa menjaga lingkungan itu sangatlah penting. Mereka juga wajib diajari bagaimana cara memanfaatkan lingkungan secara bijak dan tidak menambah kerusakan yang ada.
Sosialisasi pelestarian alam juga harus digalakkan sampai tingkat RT dan RW yaitu dengan sosialisasi di pertemuan tingkat rukun tetangga dan rukun warga sehingga warga bisa secara langsung mendengarkan sosialisasi dan bisa langsung bertanya jika ada yang tidak mereka ketahui. Dengan begitu maka kerusakan lingkungan bisa ditekan.
Selain kepada masyarakat sekitar dan anak-anak sekolah, sosialisasi ke perusahaan-perushaan yang disinyalir melakukan perusakan lingkungan juga sangat penting karena merekalah yang biasanya melakukan perusakan lingkungan dengan hasil terparah. Banyak perusahaan mengeksplorasi lingkungan dan juga membuang limbah kesungai dan udara yang membuat lingkungan semakin parah kerusakannya. Kepada mereka seharusnya diberlakukan hukum yang tegas yang membuat mereka jera untuk merusak lingkungan.
Jika lingkungan sudah rusak, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti reboisasi. Reboisasi adalah penanaman kembali lahan dan area yang telah gundul dikarenakan pohon-pohonya sudah ditebangi. Dengan penanaman kembali maka lahan tersebut akan terbebas dari resiko longsor.
Rehabilitasi lahan juga salah satu usaha pelestarian lahan. Hal ini dilakukan dengan mengembalikan tingkat kesuburan lahan yang kritis dan tidak produktif. Ada banyak cara untuk melakukanya yaitu dengan mempergunakan pupuk kompos dan juga metode moderen.
Usaha pelestarian lingkungan bisa juga dilakukan dengan cara mengatur tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sehingga masyarakat tidak bisa secara bebas memanfaatkan lahan yang ada. Hal ini bisa mengurangi kerusakan lingkungan seperti perambahan hutan dan pemanfaatan sawah sebagai perumahan.
Menyediakan tempat sampah keluarga sampai tingkat kabupaten/ kota juga merupakan usaha melestarikan lingkungan sehingga masyarakat tidak membuang sampah secara sembarangan disungai yang bisa menyebabkan banjir.
Pemerintah juga seharusnya memberlakukan Surat Ijin Pengambilan Air untuk industri yang bisa berdampak kepada masyarakat sekitarnya. Selain itu, menjaga resapan air dengan menanaminya pohon-pohon besar juga merupakan salah satu bentuk usaha melestarikan alam.
Jika semua pihak dengan sukarela dan tulus iklas ikut menjaga lingkungan, maka bumi ini akan bisa dinikmati anak cucu kita lebih lama lagi.